Tangan merupakan pembawa utama kuman penyakit, oleh karena itu sangat penting untuk diketahui dan diingat bahwa perilaku cuci tangan pakai sabun merupakan perilaku sehat yang sangat efektif untuk mencegah penyebaran berbagai penyakit menular seperti diare, ISPA dan Flu Burung. Diare merupakan penyakit "langganan" yang banyak berjangkit pada masyarakat terutama usia balita. Survei Kesehatan Nasional tahun 2001 menempatkan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) penyakit pada posisi tertinggi sebagai penyakit paling berbahaya pada balita. Diare dan ISPA dilaporkan telah membunuh 4 juta anak setiap tahun di negara-negara berkembang. Sementara Flu Burung atau yang dikenal juga H5N1 merupakan penyakit mematikan dan telah memakan cukup banyak korban. Penyakit-penyakit tersebut juga merupakan masalah global dan banyak berjangkit di negara-negara berkembang, suatu wilayah yang didominasi dengan kondisi sanitasi lingkungan yang buruk, tidak cukup pasokan air bersih, kemiskinan dan pendidikan yang rendah tetapi rantai penularan penyakit-penyakit tersebut di atas dapat diputus "hanya" dengan perilaku cuci tangan pakai sabun yang merupakan perilaku yang sederhana, mudah dilakukan, tidak perlu menggunakan banyak waktu dan banyak biaya.
Perilaku Sehat Cuci Tangan Pakai Sabun yang merupakan salah satu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), saat ini juga telah menjadi perhatian dunia, hal ini karena masalah kurangnya praktek perilaku cuci tangan tidak hanya terjadi di negara-negara berkembang saja, tetapi ternyata di negara-negara maju pun kebanyakan masyarakatnya masih lupa untuk melakukan perilaku cuci tangan. Rapat Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa menetapkan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPS) yang pertama pada tanggal 15 Oktober 2008. Ini merupakan perwujudan seruan tentang perlunya upaya untuk meningkatkan praktek personal hygiene dan sanitasi di seluruh dunia. Fokus HCTPS tahun 2008 ini adalah Anak sekolah sebagai "Agen Perubahan" dengan simbolisme bersatunya seluruh komponen keluarga, rumah dan masyarakat dalam merayakan komitmen untuk perubahan yang lebih baik dalam berperilaku sehat melalui CTPS serta tantangan yang mengacu kepada pemecahan rekor "jumlah terbesar anak sekolah mencuci tangan pakai sabun pada hari yang sama pada 20 negara yang berbeda, sedangkan tujuan dari tantangan ini adalah untuk menciptakan keseragaman kegiatan kunci bagi seluruh negara yang berpartisipasi, menciptakan kreatifitas, memacu kompetisi positif antar negara peserta serta membuat HCTPS menjadi sebuah hari yang menyenangkan.
Penggunaan sabun pada saat mencuci tangan menjadi penting karena sabun sangat membantu menghilangkan kuman yang tidak tampak minyak/lemak/kotoran di permukaan kulit serta meninggalkan bau wangi. Sehingga kita dapat memperoleh kebersihan yang berpadu dengan bau wangi dan perasaan segar setelah mencuci tangan pakai sabun, ini tidak akan kita dapatkan jika kita hanya menggunakan air saja. Yang tidak kalah penting untuk diperhatikan adalah waktu-waktu kita harus melakukan perilaku cuci tangan, di Indonesia diperkenalkan 5 waktu penting yaitu :
a) setelah ke jamban
b) setelah menceboki anak
c) sebelum makan
d) sebelum memberi makan anak
e) sebelum menyiapkan makanan
5 fakta yang harus diketahui tentang Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) adalah :
1.Mencuci tangan dengan air saja tidak cukup
2.Mencuci tangan pakai sabun bisa mencegah penyakit yang menyebabkan kematian jutaan anak-anak setiap tahunnya
3.Waktu-waktu kritis CTPS adalah setelah ke jamban dan sebelum menyentuh makanan (mempersiapkan/memasak/menyajikan dan makan
4.Perilaku CTPS adalah intervensi kesehatan yang "cost-effective".
5.Untuk meningkatkan CTPS memerlukan pendekatan pemasaran sosial yang berfokus pada pelaku CTPS dan motivasi masing-masing yang menyadarkannya untuk mempraktekan perilaku CTPS
Praktek CTPS yang benar hanya membutuhkan sabun dan air mengalir. Air mengalir tidak harus dari keran, bisa juga mengalir dari sebuah wadah berupa gayung, botol, kaleng, ember tinggi, gentong atau jerigen. Untuk penggunaan jenis sabun dapat menggunakan semua jenis sabun karena semua sebenarnya cukup efektif dalam membunuh kuman penyebab penyakit. Untuk memperoleh hasil yang maksimal, maka CTPS perlu dilakukan dengan cara yang baik dan benar, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut, yaitu :
1. Bilas tangan dengan air bersih yang mengalir
2. Tangan yang basah disabuni minimal selama 15 detik
3. Gosok-gosok bagian telapak tangan dan punggung tangan,jari-jari, bawah kuku
4. Bilas kembali dengan air mengalir bersih sampai bersih
5. Matikan kran dengan sikut, BUKAN dengan JARI-JARI TANGAN
6. Keringkan dengan kain bersih baru dicuci, Tissue atau kibas-kibaskan di udara
Menurut kajian yang disusun oleh Curtis and Cairncross (2003) didapatkan hasil bahwa perilaku CTPS khususnya setelah kontak dengan feses ketika ke jamban dan membantu anak ke jamban, dapat menurunkan insiden diare hingga 42-47%. Perilaku CTPS juga dikatakan dapat menurunkan transmisi ISPA hingga lebih dari 30% ini diperoleh dari kajian yang dilakukan oleh Rabie and Curtis (2005). Di lain pihak, Unicef menyatakan bahwa CTPS dapat menurunkan 50% insidens flu burung. Praktek CTPS juga dapat mencegah infeksi kulit, mata dan memudahkan kehidupan Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Beberapa kajian ini menunjukan bahwa intervensi CTPS dianggap sebagai pilihan perilaku yang efektif untuk pencegahan berbagai penyakit menular.
Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPS) yang ditetapkan pada tanggal 15 Oktober dan untuk pertama kalinya dilaksanakan pada tahun ini merupakan salah satu upaya untuk melibatkan masyarakat di seluruh dunia termasuk masyarakat Indonesia agar dapat memahami arti penting perilaku CTPS dan secara aktif mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari. Melalui ini masyarakat juga diberi kesempatan untuk merasakan sensasi rasa antara sebelum cuci tangan pakai sabun dan setelah pakai sabun, dan yang terpenting adalah masyarakat dapat memahami secara jernih bahwa dengan perilaku sederhana seperti CTPS, berbagai penyakit yang banyak merenggut nyawa anak dan balita dapat dicegah. Melalui HCTPS ini juga dapat mengajak masyarakat untuk memahami bahwa walaupun dengan kondisi kehidupan yang sulit sekalipun, perilaku CTPS tetap dapat dilaksanakan dengan mudah dan terjangkau dan ini menjadi perilaku pilihan masyarakat sendiri (action of choice) untuk peningkatan derajat kesehatan dan kualitas hidup mereka. Mari bersama kita raih hidup sehat dengan Cuci Tangan Pakai Sabun.
Sumber :
Sibuea, Dewi (2009). Raih hidup sehat dengan cuci tangan pakai sabun – Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPS) – 15 Oktober. Diakses dari http://www.promosikesehatan.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar